Belajar Bahasa Arab di Era 4.0 memiliki sejumlah peluang dan tantangan yang perlu dipertimbangkan. Era 4.0, yang ditandai oleh perkembangan teknologi digital, terutama internet, telah membawa dampak signifikan pada cara belajar dan mengajar Bahasa Arab. Berikut adalah beberapa peluang dan tantangan yang muncul:
Peluang:
Akses Terbuka ke Sumber Belajar: Dengan adanya internet, Anda dapat mengakses berbagai sumber belajar Bahasa Arab secara online. Ini termasuk kursus daring, video pembelajaran, aplikasi, dan sumber daya lainnya yang membantu memahami Bahasa Arab dengan lebih mudah.
Pengenalan Kebudayaan Arab yang Lebih Luas: Era digital memungkinkan Anda untuk terhubung dengan berbagai aspek budaya Arab, seperti musik, film, dan literatur, yang dapat membantu memahami konteks penggunaan Bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari.
Aplikasi Pembelajaran Bahasa: Ada banyak aplikasi pembelajaran Bahasa Arab yang dapat membantu Anda berlatih keterampilan berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis dengan lebih interaktif. Beberapa aplikasi bahkan menggunakan kecerdasan buatan untuk memberikan umpan balik personal.
Pembelajaran Jarak Jauh: Anda dapat mengikuti kursus Bahasa Arab dari lembaga-lembaga ternama di seluruh dunia tanpa perlu pindah tempat tinggal. Ini memungkinkan Anda untuk belajar dari para ahli bahasa Arab terbaik tanpa terkendala geografis.
Tantangan:
Kualitas Sumber Belajar yang Bervariasi: Meskipun akses terbuka ke sumber belajar adalah peluang, Anda perlu selektif dalam memilih sumber yang berkualitas. Tidak semua sumber online akurat atau efektif, sehingga Anda perlu berhati-hati dalam memilih materi pembelajaran.
Kurangnya Pengawasan Personal: Belajar daring mungkin kurang memiliki pengawasan personal seperti yang ada dalam lingkungan pembelajaran tradisional. Ini dapat mempengaruhi disiplin diri dan kemajuan belajar Anda.
Keterbatasan dalam Berlatih Berbicara: Meskipun teknologi telah membuat kemajuan dalam pengenalan suara, berlatih berbicara Bahasa Arab secara daring mungkin masih kurang efektif dibandingkan berbicara langsung dengan penutur asli.
Tantangan Teknis: Tidak semua orang memiliki akses stabil ke internet atau perangkat yang memadai untuk belajar secara daring. Ini bisa menjadi hambatan bagi mereka yang ingin belajar Bahasa Arab di Era 4.0.
Kehilangan Interaksi Sosial Langsung: Belajar Bahasa Arab tidak hanya tentang memahami struktur bahasa, tetapi juga tentang memahami budaya dan konteks. Belajar secara daring mungkin mengurangi interaksi sosial langsung yang penting untuk pemahaman yang lebih mendalam.
Apakah Bahasa Arab itu adalah Bahasa ahli Surga?
Dari beberapa tulisan yang saya baca maupun tugas akhir mahasiswa sering sekali saya menemukan ungkapan اللغة العربية هي لغة القرآن الكريم ولغة الجنة Bahasa Arab adalah merupakan Bahasa Al-Qur’an dan Bahasa Surga. Yang saya garis bawahi adalah Bahasa surga.hal ini juga didasari oleh sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Thabrani
"Aku mencintai Arab karena tiga hal. Karena aku orang Arab, Alquran berbahasa Arab, dan bahasa Arab adalah bahasa surga." (HR Thabrani).
Banyak ulama yang menghukumi hadis ini sebagai hadis dhaif, sebagian menyebut hadis palsu. Namun, Imam as-Suyuthi dalam Jami'us Shaghir memasukkkan hadis ini sebagai hadis dengan derajat sahih.
Dari beberapa Riwayat tentang bahasa Arab adalah Bahasa surga paling tinggi derajat hadisnya hanya sampai mauquf ke Umar bin Khattab RA, tentang perkataannya, "Pelajarilah bahasa Arab karena ia adalah separuh dari agamamu." Dalam riwayat lain disebutkan "Ia bagian dari agamamu." Penjelasan ini didapatkan dalam Musnad firdaus ad-Dalimi.
Ada pula hadis mauquf yang sampai ke Ali bin Abi Thalib RA yang berbunyi, "Bahasa Arab adalah bahasa Surga." Hadis ini didhaifkan oleh az-Zahabi.
Ibnu Taimiyah ketika ditanya tentang bahasa penduduk surga, beliau menjawab dalam Majmu Fatawa jika tidak dapat diketahui bahasa apakah yang akan digunakan manusia pada hari itu. Tidak ada keterangan dari hadis maupun nash Alquran tentang hal ini. Tidak pernah juga didengar dari kalangan sahabat jika bahasa penduduk surga adalah bahasa Arab dan bahasa penduduk neraka adalah bahasa Persia.
Namun, memang menurut Ibnu Taimiyah, ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama khalaf. Ada yang menyebut bahasa Arab digunakan sebagai bahasa di surga dan bahasa Persia digunakan penduduk ahli neraka.
Beberapa pendapat mengatakan, penduduk surga akan memakai bahasa Suryaani sebagaimana dipakai oleh Nabi Adam AS dan diyakini semua bahasa dunia hari ini bersumber dari bahasa itu. Namun, Ibnu Taimiyah menggarisbawahi jika semua pendapat tersebut belum bisa dijadikan hujah karena tidak bersumber dari Alquran dan hadis.
Dari beberapa referensi yang saya baca, saya bisa simpulkan bahwa kalau Bahasa Arab adalah Bahasa Al-Qur’an dan Hadits bukan merupakan Bahasa Surga, karena belum ada bukti yang real kalau Bahasa Arab merupakan Bahasa Surga. Akan tetapi sebagai orang yang mencintai Bahasa Arab pastinya saya mengajak saudara semua untuk mempelajari Bahasa Arab, karena dengan mempelajari bahsa arab kita bisa menggali hukum-hukum islam dari literasi Arab, bahkan dengan mempelajari Bahasa arab kita bisa komunikasi dengan orang Arab.